Dianggap Tidak Adil, PT. RPP Beri Bantuan CSR ke Warga Lampung

OKI dutaonline.co.id- PT. Russelindo Putra Pirima (RPP) yang berdiri di Kecamatan Sungai Menang Kabupaten OKI, Sumsel menjalin kerjasama atau CSR kepada warga Lampung. Hal tersebut dikritisi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Investigasi Negara (LIN). 

Melalui Ketua LIN Hamadi mengungkapkan, hal tersebut dinilai tidak fair terhadap masyarakat Kecamatan Sungai Menang. 

"Perusahaan tersebut berdiri di tanah OKI, tapi kerjasama atau berikan bantuan justru ke masyarakat Lampung," ujar Hamadi, Senin (20/3). 

Menurutnya, ia mengetahui hal tersebut dari keterangan warga sekitar yang berdomisili dekat dengan perusahaan tersebut. 

Hamadi menyebutkan, warga tersebut mengutarakan kekesalannya usai menonton video di Youtube https://fb.watch/fsQeg0sen2/.

Melalui akun youtube Kominfo Kabupaten Mesuji, pihak PT. RPP melalui CSR memberikan bantuan kepada masyarakat Lampung. 

"Tentu CSR itu hak perusahaan, akan tetapi sangatlah tidak adil jika warga sekitar tidak mendapatkan bantuan. Justru warga Lampung yang mendapatkan bantuan," tegasnya. 

Selain itu, Hamadi juga menekankan kepada pihak Pemkab OKI untuk segera menyelesaikan status lahan plasma milik warga sebanyak 325 KK.

"Masing-masing warga menyerahkan satu hektar lahan untuk dijadikan perkebunan lahan kelapa sawit  yang hingga  kini hasilnya tidak pernah dinikmati warga Desa Gading Jaya," jelasnya lagi. 

Secara rinci Hamadi menjelaskan, apabila kebun plasma tersebut sudah berumur 5 tahun, maka akan diserahkan kembali kepada masyarakat sebagai pemilik lahan. 

"Ini sudah hampir 11 tahun dari kesepakatan tersebut, namun belum juga terselesaikan konflik ini," ungkap Hamadi. 

Secara rinci, kebun plasma tersebut sudah produksi kurang lebih 4 tahun tanpa ada pembagian hasil kepada masyarakat.

Dalam kesepakatan tersebut, masyarakat mendapatkan bagian 70% dan 30% nya diberikan kepada PT. RPP. Namun hingga kini masyarakat sedikitpun belum pernah menikmati hasil plasma tersebut.

"Jangan sampai polemik ini memicu konflik agraria seperti konflik di Sungai Sodong dan lain-lain," pungkasnya.(GANI ASMADI)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama