PROGRAM SPAM TANJAB TIMUR DAN PERMASALAHANNYA


Tanjab Timur dutaonline.coid .Persoalan Air Minum, atau lebih di kenal dengan SPAM (Program Stasiun Pengelolaan Air Minum) yang ada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sepertinya akan terus menuai masalah. Padahal program ini sudah mulai dianggarkan sejak tahun 2008, ketika  Drs. H. Abdullah Hich memimpin sebagai Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Namun entah mengapa, setelah terjadi pergantian Bupati Persoalan Air Minum tidak pernah tuntas. Bahkan sampai saat ini masih terus saja menuai masalah.


Dua belas tahun sudah Program SPAM di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilaksanakan, namun pertanyaannya adalah "kenapa persoalan ini tidak mampu dituntaskan oleh para Bupati yang pernah memimpin di daerah ini?. Anehnya sepanjang kurun waktu 12 tahun terakhir ini, Pemerintah Kabupaten Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tentunya tidak pernah absen dalam mengusulkannya melalui APBD.


Bahkan bukan dari anggaran APBD saja yang menjadi tumpuan semata, namun akan tetapi dukungan anggaran Pemerintah Pusat melalui alokasi dana DAK (Dana Alokasi Khusus), yang tujuannya mendukung program SPAM di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kalau kita mau jujur, bahwa sebenarnya persoalan Air Minum di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tidak separah seperti yang terjadi sekarang ini. Bayangkan saja sejumlah program Pemerintah Pusat, melalui Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia telah membangun sejumlah fasilitas Pengelolaan Air Bersih di berbagai wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dimana program ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera VI Jambi.


Bukan berhenti sampai disitu saja, Pemerintah Pusat, kembali menggelontorkan program lain yaitu program PAMSIMAS yang di bangun di sejumlah Desa yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Barangkali kalau kita ingin menghitung besaran anggaran biaya pemangunan program air bersih selama 12 tahun ini mungkin sudah mecpai lebih dari triliunan rupiah, tentunya bukanlah angka yang sangat kecil, namun persoalannya kenapa seluruh program ini tidak dapat berjalan dengan maksimal. Bahkan banyak bangunannya berubah menjadi monumen tanpa ada aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sangat miris sekali.


Narasi ini sengaja saya uraikan begitu panjang, agar semua mata terbuka dan tidak memandang sebelah mata, semua ini saya paparkan agar kita tidak termasuk dalam bagian dari orang-orang yang gagal faham.

Untuk diketahui bersama, bahwa anggaran Program SPAM terbesar tentunya terjadi pada tahun 2014, dimana anggarannya sangat fantastis mencapai ratusan milyar rupiah yang digunakan untuk membangun jaringan pipanisasi sampai pada jaringan SR dari rumah kerumah, bahkan sejumlah paket tersebut berbau KKN yang di kerjakan oleh orang dalam sendiri yang memanfaatkan beberapa staf yang ada di Dinas PU Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum pengelolaan SPAM di limpahkan ke Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Tanjung Jabung Timur.


Sebenarnya ada tiga titik Program SPAM di Tanjab Timur yang menggunakan anggaran yang cukup besar, diantaranya Proyek SPAM Kecamatan Dendang, Proyek SPAM Puding Kecamatan Rantau Rasau dan Proyek SPAM Desa Pemusiran Kecamatan Nipah Panjang. Dari ketiga proyek tersebut, tentunya ada yang lucu, dimana di Desa Pemusiran di bangun Program SPAM, namun kenyataan masyarakat lebih memilih menggunakan air yang dihasilkan oleh Sumur Bor,. Kenapa alasannya memilih menggunakan Sumur Bor, karena air yang dihasilkan oleh SPAM tersebut tidak layak dan berwarna kekuning-kuningan serta berminyak, padahal dari papan pengumuman tertulis Stasiun Pengelolaan Air Minum, kenyataannya tidak layak.

Masih terkait dengan SPAM  yang ada di wilayah Puding yang diharapkan mampu mendistribusikan Air minum kedua wilayah tersebut yaitu Rantau Rasau dan Nipah Panjang. Kenyataannya justru menimbulkan kekecewaan bagi para pelanggan yang ada di wilayah Nipah Panjang, dimana belakangan ini pendistribusiannya tidak pernah berjalan dengan normal. Bahkan terasa asin dan berbau.Sumber narasi Arie Suryanto(firdaus)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama